by 'aLphienth' DiZt POwnyi on Friday, June 15, 2012 at 12:40pm ·
Menyibak batas picik kehidupan
Antara sebingkai mawar dan sebingkai melati yang sama merebak wangi
Berlomba dan sombongkan bahwa akulah yang lebih wangi
Picisan
Ampun ya Rabb
Mata melati tak lekas terbuka atas bodoh lakunya
Fikir pun tak lekas mengarah bahwa melati telah terpengaruh
Tak lekas sadar atas perangkap mawar yang melenakan
Terlena bahwa bangga jika lebih wangi darinya
Itu hanya muslihat utuk semakin menjatuhkan melati
Bodoh
Ampun ya Rabb
Merasa rendah tatkala rekah mawar kian indah
Diperbudak oleh rasa yang membunuh asa melati sendiri
Tak sadar jika rekah mawar pun tak kan indah jika gugur kelopaknya
Mawar pun berduri dan menyakiti
Karena mawar pandai sembunyikan lemahnya hingga nampak sempurna
Rekahnya yang sungguh jika sang pemilik bingkai tak berfikir panjang
Maka pasti tak akan disingkirkan
Tapi hidup adalah seleksi
Sang pemilik bingkai jauh lebih bijak dari yang sekedar melati fikir
Pemilik bingkai jauh lebih bahagia ketika hanya satu bingkai yang dia punya
Yaitu sebingkai melati yang anggun bersama putihnya
Dan dengan semerbak wanginya yang sederhana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar