Persahabatan
yang sangat indah ini bermula pada 16 Juli 2010. Tahun pertama mereka
di masa putih abu abu. Tidak pernah satupun diantara mereka menyangka
bahwa pertemuan mereka yang sederhana akan mengawali kisah penuh
makna sebuah persahabatan.
“Kok
kamu sendirian? Nggak gabung sama yang lain?”, tanya Aisiyah dan
Linda kepada gadis manis yang duduk menyendiri di depan ruang MPO.
“Ng...nggak.
em..enakan duduk sendiri”, jawab gadis itu datar.
“Emang
temen kamu pada kemana?”
“Nggak
tahu. Ke kantin kali”.
“Oh...eh,
ngomong- ngomong kita belum kenalan...namamu siapa? Aku Aisiyah, dan
ini Linda”, kata Aisiyah dengan ramah.
“Aku
Suci. Fauziyah Suci Nurani, kelas X.1”, jawabnya, kali ini dengan
sedikit tersenyum.
“Kelas
X.1 ya...wah bakalan sekelas kita. Kami kan juga kelas X.1”.
“Really??
Akhirnya aku dapat teman juga”, tuturnya dengan senyum yang lebar.
“Lho,
emangnya temen kamu yang di kantin nggak sekelas?”, tanya Linda.
“Em...em...sebenernya,
di sini aku nggak punya temen, dan yang di kantin itu, aku nggak
kenal mereka siapa...hehe”, wajah Suci merah karena malu.
Hahahaha,tawapun
merekah mewarnai perkenlan pertama mereka.
###
“Aduuuh...au!!!”,
lirih April sambil berlinang airmata.
Sucipun
mempercepat langkahnya mendekati April yang mengerang kesakitan.
Begitu pula dengan Linda dan Aisiyah yang mengikuti Suci dengan
menenteng tiga gelas minum dan beberapa bungkus makanan ringan.
“Kenapa
Pril?”.
“Perutku
sakit”.
“Hah..terus,,terus
gimana? Biasanya di apain?”.
Suci
menyentuh tangan April yang ternyata sudah kaku dan dingin. Hal
tersebut membuatnya panik. Sementara April semakin lemas. Kepalanya
yang tadi ia senderkan di tembok kini ia taruh terkulai di meja. Ia
hanya mengaduh. Merasakan sakit perut dan otot-otot kakunya yang
sangat menyakitkan.
“Linda,
Aisiyah..ayo bantu aku!!”.
Sontak
mereka meletakkan makanan ringan di atas meja. Linda berlari ke arah
Suci dan April, sementara Aisiyah membuka tas dan mengambil sebotol
minyak kayu putih”.
“April,
ini minum air putih dulu”.
April
tetap mengaduh. “Linda..pegang tangan kanannya”, suruh Suci.
Aisiyah
segera membaluri tangan dan sebagian wajah April dengan minyak kayu
putih. Juga leher dan jari jarinya.
“Kita
bawa ke UKS saja”.
“Kita
Cuma bertiga, Aisiyah..”.
“Aku
akan cari bantuan”.
Saat
itu sedang pelajaran olahraga. Kebetulan, mereka bertiga bermaksud
bolos karena mereka malas lari interval. Ternyata, di kelas ada April
yang sedang kesakitan. Entah apa jadinya jika April tidak ditemani
oleh mereka. Selang beberapa saat,Linda datang bersama, Marwan,
Hikam, dan Abdul. Marwan, Hikam, dan Abdul, dibantu dengan Linda
mengangkat April yang sudah lemah ke UKS. Suci dan Aisiyah segera ke
ruang piket, memintakan surat izin atas April.
###
“Ternyata
enak ya..besuk browniesnya lagi ya Pril... yummi banget ”.
“Terimakasih
ya Linda, Suci, Aisiyah..”.
“Lho..kok
kamu yang terimakasih, harusnya kita dong. Kan udah dibuatin
brownies.. “.
“Apalah
arti sekotak brownies jika dibanding pertolongan kalian kemarin..
terimakasih sekali lagi”.
“Oh...so
sweet..se sweet brownies ini... no problemo Pril... kita kan sahabat,
jadi saling menolong itu kewajiban. Tapi, jangan sering-sering sakit
juga, dijaga tuh lambungnya..”.
Semenjak
saat itu, merekapun berkomitmen untuk mengukir persahabatan sejati.
Hari-hari merekapun menjadi sangat indah. Kebersamaan, tawa canda,
isak tangis, suka duka, semua rasa dicurahkan satu sama lain. ALSA.
Itulah naungan persahabatan mereka. Naungan persahabatan yang indah
yang takkan pernah mereka lepas, apalagi mereka putuskan. Mereka
telah berikrar, untuk tak pernah saling meninggalkan dalam keadaan
apapun. Mereka telah berjanji. Menjadi saudara yang akan senantiasa
mendukung sesamanya, walau jalan mereka nanti akan berbeda. Janji
persahabatan yang mereka ucap bersama sama dan tidak akan ada
pengingkaran yang akan mereka buat.
Sudah
satu tahun mereka bersama. ALSApun kini agak renggang karena
perbedaan pribadi serta perbedaan kondisi di antara mereka. Mereka
sudah tidak lagi berada dalam satu kelas. Itulah sebabnya, banyak
banyak kawan baru yang hadir diantara mereka.
APRIL
: Dia sosok orang yang dewasa, supel, multitalenta, pinter gambar,
nyanyi, main gitar, tapi agak pemalu.
LINDA
: Dia pendengar yang baik, apa adanya, kreatif, terbuka, paling
sering curhat,suka nulis, tapi dia keras kepala.
SUCI
: Dia paling nggak bisa diem, organisator, puitis, aneh, nggak
normal, punya innerchild, taat beragama, tapi egois benget.
AISIYAH
: Dia ramah, supel,baik banget, teliti, pengertian, paling feminim di
antara yang lain, sabar, tapi agak cengeng.
APRIL setelah kelas XI memilih
jurusan almu bahasa,sedangkan LINDA, SUCI dan AISIYAH memilih jurusan
ilmu alam, walaupun mereka bertiga satu jurusan, bahkan Landa dan
Suci tetap satu kelas, kerenggangan yang terasa tak mampu sirna.
Karakter yang berebeda ternyata juga menjadi benturan dalam
persahabatan mereka. Linda kukuh mempertahankan ALSA. Aisiyah sudah
tidak tahan dengan kekeraskepalaan Linda. Suci sibuk saja dengan
berbagai organisasinya, begitu juga April yang merasa nyaman dengan
teman-teman barunya. Benar-benar retak. Akhirnya, dengan derai tangis
yang terurai, mereka mengabaikan janjinya, mereka memutuskan untuk
berjalan sendiri sendiri. Remuk sudah. ALSA sudah tiada lagi. ALSA
sudah mati.
###
Setelah
perpisahan ALSA, langit tetap berwarna biru dikala siang, dan akan
berganti dengan rembulan di kala malam datang. Itu berarti, hidup
tetap berjalan, waktu terus berputar. Dalam perputaran waktu
itu,April, Linda, Suci, dan Aisiyah menapaki perjalanan hidup dengan
cara dan langkah mereka masing-masing. April dengan keasyikannya
membuat komik, Linda dengan kisah cinta barunya, Suci dengan
organisasi dan kompetisi yang di ikutinya, serta Aisiyah dengan
keseriusannya menjalin hubungan dengan seseorang yang dewasa. Semua
sudah sibuk dengan dirinya masing-masing, dan dengan orang baru yang
mereka rasa lebih mengerti pribadi dan kondisi mereka.
Tegur
sapa tak pernah mereka lakukan. Melontar senyum di antara mereka
seakan di haramkan. Peluk cium antara mereka yang dulu tak pernah
mereka tinggalkan, kini justru mereka sirnakan. Karena perbedaan. Dan
semuanya sangat renggang. Sayang sekali memang, jika mengingat betapa
indahnya romansa persahabatan yang mereka jalin kini menghilang
begitu saja.
###
Untuk
pertama kalinya setelah hampir satu tahun tidak bertegur sapa,
Lindapun bicara dengan Suci via telfon.
“Hiks...Suc...hiks..”,
Linda terisak.
“Linda,
kenapa? Kenapa nangis?”, tanya Suci panik.
“Suc,
Mas Bayu...Mas Bayu selingkuh”.
“ Lho, lho...ayo cerita pelan
pelan...”.
“Mas Bayu Suc, dia selingkuh
sama cewek, beda agama, 2tahun lebih muda dari aku, dia masih kecil
Suc, mereka selingkuh udah 1 tahun, tapi aku baru tahu sekarang, aku
bodoh banget ya Suc...hiks...hiks...”.
“Astaghfirullah, yang bener
Lin? Kebangeten banget ya emang Mas Bayu... udah nggak usah
ditangisin, pendewasaan kok Linda...emang susah, tapi diambil
hikmahnya aja..lain kali lebih hati hati”.
Percakapan itu berlanjut hingga
hampir dua jam. Tapi, Suci rasa, Linda belum juga bisa tenang. Iapun
memberanikan diri memberitahu sahabat-sahabatnya. Karena menurutnya,
sahabat adalah orang paling tepat untuk menemani Linda.
“April, Aisiyah, tolong
hubungi Linda ya...dia lagi sedih banget deh. Tolong...dia butuh
kita”, begitu bunyi SMS yang Suci kirimkan ke April dan Aisiyah.
Demikianlah, jalan untuk
melangkah bersama lagi sudah terbentang. Saat-saat untuk merajut
puing-puing persahabatan telah menjelang. Tak ingin melewatkan
kesempatan, mereka berempat pun sepakat janjian di tempat favirit
mereka, di Secret Garden, taman rahasia mereka yang sangat indah
dengan bunga bunga amarilis, serta bougenville, pohon palm dan
cemara, serta sungai kecil berkerikil yang sangat jernih, hingga
dasarnya pun terlihat tanpa harus menyelam. Di tempat ini, mereka
saling berpelukan, sudah seperti Teletubbies saja. Tak ada
kecanggungan. Kemudian, mereka mencelupkan kaki mereka ke air, dan
tidak lama kemudian, ikan ikan kecil akan mengerubungi kaki mereka.
Percakapanpun dimulai.
“Masih tetap indah ya, tempat
ini..”, kata April dengan senyum merekah.
“Iya, tambah indah malahan.
Dulu, waktu kita kesini, bougenvillenya sedang tidak berbunga. Tapi
sekarang, lihat saja”.
“Benar. Di kiri kita,
bougenville ungu bermekaran, di kanan kita, bougenville oranye
menari-nari tertiup angin, betapa indahnya”.
“Berarti, kita sahabatan lagi
ya...”, celetuk Suci sambil menatap langit biru yang teduh. Sontak
semuanyapun menoleh kearahnya.
Suci jadi salah tingkah. “Hehe,
ayo, mau nggak kita sahabatan lagi...?”.
“Ayo. Siapa takut!”.
“Ayo,aku merasa senang dengan
kebersamaan ini!”.
“Okay!!”.
Mereka berempat berangkulan
sambil memercikkan air sungai dengan kaki mereka. Akhirnya, ALSA
hidup kembali. Hidup dengan janji dan kesadaran baru yang tentunya
lebih dewasa : suatu saat, mereka akan dewasa, lalu bersuami. Dan
suami suami mereka juga harus saling bersahabat. Dan suatu saat juga,
mereka akan mempunyai putra putri. Dan mereka akan menjadi ibu untuk
semua putra-putri satu sama lain, putra putri Aisiyah akan memanggil
April, Linda, dan Suci dengan sebutan ibu, begitu pula sebaliknya.
Komitmen mereka bukan hanya menjadi sahabat, tapi lebih daripada
itu,yaitu SAUDARA.
Mereka sangat beruntung
mempunyai Linda, yang tak pernah berhenti berhenti bermimpi
membangkitkan ALSA dari mati surinya. Dan mimpi yang tak pernah henti
itu membawanya kepada kenyataan yang sangat indah, setelah menempuh
jalan dan usaha yang berliku, setelah menguras emosi dan airmata.
Benar bahwa sahabat sejati itu
takkan pernah terlupakan dan tergantikan walau jarak dan waktu
menjauhkan. Beruntunglah mereka yang persahabatannya semakin kokoh
setelah terlebih dahulu terenggangkan oleh perbedaan. Semoga, kali
ini tidak ada yang mengingkari janji persahabatan tersebut. ^^..
Fauziyah
Suci Nurani
XII.IA.1
MAN
Salatiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar