Vio masih saja termenung. Belum sepenuhnya is mempercayai semua ini bisa terjadi. Ingatannya lari pada hari-hari liburannya ke Bali. Penuh kenangan
“Ngelamuni apa neng ?” Sebuah suara menggagetkan Vio.
“Nggak ngelamunin apa-apa”
“Bohong! Pasti keingat pas di Bali kan ?”
Vio tak menanggapi apa yang dikatakan temannya. Terlalu banyak hal yang berhamburan dalam fikirannnya saat ini. Semenjak keberangkatan menuju Bali hingga kepulangannya sampai rumah kembali, hal itu terus mengusik fikirannya. Ia tak habis fikir semua itu bisa terjadi. Terlalu rumit. Terlalu indah. Bahkan jika semua tahu, itu terlalu menyakitkan. Hanya saja Vio suka, dia bahagia meskipun jauh dilubuk hatinya ia merasa menjadi manusia paling jahat di dunia, lebih jahat dari seorang pembunuh berdarah dingin sekalipun. Mengingat semua butiran bening keluar dari sudut mata Vio tanpa di komando.
“Vio, kamu kenapa? “ Tanya Iza, teman cewek yang paling dekat dengan Vio.
“Aku nggak kuat kalo gini terus. Aku jahat, Za! Aku jahat ! “ Vio terisak dalam pelukan Iza.
“Kamu jahat kenapa ? Kamu nggak jahat kok. “ Iza menenangkan
Ketika Tangisannya reda, Vio baru mau buka suara.
“Maaf Za. Untuk yang satu ini aku belum siap untuk cerita, masih sulit bagiku.” Kata Vio dengan suara parau.
“It’s fine. Don’t worry, but please ! Smile again sista ! Please, Don’t cry!” Bujuk Iza.
Vio pun berusaha tersenyum meski tak sesempurna biasanya.
“Thanks”
Dua sahabat tersebut kembali berpelukan dalam keadaan yang lebih baik.
***
“Pagi Vio ! “ Suara cowok menyapa ketika ia bercengkrama dengan Iza di bangkunya.
“Eh, kamu Ndra, pagi juga!”
“Cuma Vio nih yang di sapa ?’
“Emang ada yang lain selain Vio? Hehe... kidding. Pagi juga Iza!”
“Pagi, mentang-mentang yang from Bali With Love yang di lihat Cuma yang di-love aja.” Goda Iza.
“Apaan sih , Za?! Kedengeran Putri tahu rasa !” Kata Vio
“Oh ya, aku lupa Andra kan punya Putri. Hehehe...”
“Udah nggak apa-apa.Toh, orangnya juga nggak tahu.” Sahut Andra menengahi.
Sesaat sebelum Andra menuju bangkunya, tatapan mata Andra dan Vio bertemu. Tatapan mata yang mengisyaratkan hal yang tidak biasa. Sulit di artikan. Hanya saja, pagi itu teman-teman mereka sibuk bercerita liburan mereka, bahkan Iza pun tak menyadarinya. Hingga tatapan dua pasang mata itu hanya dua insan yang tahu, tahu arti dan maksudnya yang kemudian tanpa di sadari seulas senyum saling terkembang.
Jam kosong selalu saja membuat kelas seperti kapal pecah, ada yang mainan pesawat-pesawatan (padahal udah pake seragam putih abu-abu ), ada yang sms-an, ada yang dandan, ada yang nggosip, ada yang mojok berduaan, ada yang jajan di kantin, ada yang kejar-kejaran dan berbagai kegiatan yang seru tapi aneh lainnya. Sedangkan Vio hanya duduk di bangkunya sambil mendengarkan musik.
“Vio, aku mau ke UKS dulu ya. Lagi nggak enak badan nih!” Kata Iza
“Anterin nggak?”
“Nggak usah”
Vio pun kembali ke rutinitas awalnya. Hingga kemudian Andra menghampirinya.
“Minggu jalan yuk?” Kata Andra
Vio kemudian melepas earphone-nya dan berkata, “Gila ya kamu?! Apa kata anak-anak ntar kalo ada yang lihat. Belum lagi kalo dayang-dayangnya Putri ada yang lihat. Berabe ntar urusannya. Nggak ah!”
“Peduli amat! Ayolah!”
“Kamu nggak ngerti sih, kalo semua orang tahu pasti ntar yang di salahin aku, dikira aku yang gatel lah, aku yang ngerebut lah! Nggak kepikiran sih kamu!” Kata Vio tegas.
“Nggak kepikiran tuh! Kalo pun ada yang lihat biarin aja! Ayolah Vio sekali ini aja! Ya ?” Pinta Andra
“Hmm. Oke-lah!”
“Aku tunggu jam 10 pagi di taman.”
***
Minggu pagi jam 10...
“Sorry, udah nunggu lama?” Kata Vio sambil celingukan.
“Don’t worry! Kok kikuk gitu sih?”
“Takut ada yang lihat.”
“Udah cuekin aja! Ya Udah jalan yuk!”
Setelah capek jalan-jalan, mereka mampir ke sebuah kafe.
“Aku capek Ndra gini terus. Ngebohongin Putri, Iza, dan temen-temen semua. Aku ngerasa jahat banget. Aku juga cewek Ndra . Ngerti rasanya di bohongin. Sorry, Ndra. Aku pengen semua ini berakhir. Kita kembali ke kehidupan kita masing-masing. Kamu dengan Putri. Dan aku dengan hidupku. Sebelum semua terlambat. Sebelum Putri tahu semua.” Kata Vio tiba-tiba.
“Vio, aku mohon, jangan pernah kamu lakuin itu, jangan pernah pergi dariku!” Pinta Andra.
“Maaf Ndra, sebenarnya ini berat buatku, tapi memang ini yang harus aku lakukan. Aku Nggak inggin orang lain terluka gara-gara aku. Lebih baik aku yang ngalah.” Vio berdiri untuk meninggalkan Andra.
“Aku lebih baik mati Vio daripada harus jauh dari kamu!” Kata Andra yang membuat Vio kaget dan urung untuk pergi. Ia kembali duduk.
“Wake up Ndra! Hati-hati kalo ngomong, jangan bercanda! Kamu nggak lihat ada Putri yang aku yakin sayang banget sama kamu! Buat apa kamu capek-capek mati gara-gara aku? Aku ini bukan siapa-siapa Ndra! Nggak perlu kamu mati hanya gara-gara aku jauh dan pergi dari kamu!”
“Kamu tahu aku nggak pernah bercanda dengan apa yang aku omongin. Dan aku akan bener-bener ngelakuin itu kalo kamu pergi dari aku."
“Kenapa aku Ndra ? Nggak yang lain ? Aku capek Ndra, nggak kuat!”
“Karena sejak aku kenal kamu dan aku coba kenali kepribadian kamu, sifat dan hati kamu, kamu beda Vio, kamu spesial dan aku yakin kamu bisa jaga perasaanku lebih dari Putri menjaganya. Dan kamu sanggup membuatku tenang hanya dengan melihatmu.”
“Kamu berlebihan Ndra. Kamu bicara seperti ini karena memang saat ini hubunganmu dengan Putri renggang. Suatu saat kamu harus tetap memilih Ndra!”
“Aku yakin dengan apa yang aku rasakan. Dan aku sudah siap dengan pilihan itu” Kata Andra mantap.
***
Keesokan Harinya
“Vio, aku boleh ngomong sama kamu nggak?” Kata Putri tiba-tiba.
“Eh Putri, Ngomong apa Put?” Tanya Vio basa-basi.
“Yuk ikut aku!” Ajak Putri menuju taman sekolah.
Sesampainya di taman...
“Langsung aja Vio. Bener nggak sih selama ini kamu deket sama Andra? Sebenarnya aku nggak mau percaya, karena aku yakin Andra nggak bakalan begitu. Tapi omongan temen-temen bener-bener udah buat aku gerah. Apalagi kemaren ada yang lihat kalian jalan berdua.” Kata Putri.
“Deket?Ng...nggak kok, kita Cuma temenan. Kalo yang kemarin itu, kami nggak sengaja ketemu. Terus karena tujuannya sama, jadi barengan.” Bohong Vio.
“Beneran Vio?”
“Ya, bener donk”
“Aku pengen ngomong bertiga. Besok aku tunggu di kantin pulang sekolah.”
“Oke”.
***
Vio sedang terisak di bangkunya, sekolah sudah sepi karena memang sudah waktunya pulang sekolah. Percakapan dengan Putri siang tadi membuat rasa bersalahnya semakin menggunung. Dugaaan Vio salah, saat ini Iza sedang menghampirinya.
“Vio kamu kenapa?”
“Iza , aku nggak kuat Za. Semua ini membuatku gila.”
“Apa yang terjadi vio?”
“Andra Za, Andra!”
“Andra kenapa?”
Selanjutnya Vio bercerita semuanya. Tentang kedekatannya denga Andre sejak dari bali yang berlanjut sampai saat ini. Andra yang lebih milih mati kalo Vio sampe pergi dari dia. Semuanya , termasuk pembicaraannya dengan Putri.
“Terus apa yang akan kamu lakuin sekarang?”
“Nggak tahu Za, kalo aku ngelanjutin semua, aku bakalan nyakitin Putri. Tapi kalo aku mundur, aku nggak pengen Andra kenapa-kenapa. Aku Binggung.”
“Posisi kamu memang serba salah Vio. Tapi kaum nggak salah, ini masalah perasaan, urusannya sama hati. Soal siapa yang kita cinta itu di luar logika kita. Karena hati yang tahu jawabannya. Be strong girl ! Kamu nggak salah kok.”
“Tapi semua orang bakal nyalahin aku. Aku yakin pasti mereka pikir aku yang ngerebut Andra, aku yang ngerusak hubungan mereka.”
“Udah, kita hadapin bareng. Toh, selama ini Andra juga nggak ingin kamu pergi. Jadi nggak Cuma kamu yang maksain hubungan kamu sama Andra”.
“Makasih Iza.”
***
Siang itu cuaca tenga mendung. Seakan mewakili perasaan ketiga orang yang sedang menyibak fakta mengenai 3 hati dua cinta. Setelah berbicara cukup lama dan akhirnya Andra mengakui semuanya. Mengakui kedekatanya denga Vio dan segala rasa yang terlibat di dalamnya. Putri terisak mendengar semua, ia merasa di khianati. Sementara Vio tertunduk dalam diam seakan menelan pil yang sangat pahit menyiksa.
“Putri, aku tahu maaf saja tak sanggup menghapus lukamu. Tapi hanya ini yang bisa ku lakukan. Maaf, dan saat ini mau nggak mau aku harus memilih salah satu di antara kalian. Disini aku punya 3 cincin, yang satu untuk aku dan dua lainnya akan berpindah ke tangan kalian. Aku mohon kalian tutup mata dan bagi kalian yang merasa ada cincin yang masuk, silahkan buka mata kalian.”
Kemudia Vio dan Putri menutup mata dan Andra memasukkan cincin ke tangan Vio, kemudian Putri.
“Ini adalah hal yang sulit bagiku. Kalian orang yang ada di hatiku dan berpengaruh dalam hidupku. Tapi maaf, aku harus memilih salah satu dari kalian. Dan siapa tadi yang ngerasa aku masukin cincin yang pertama?”
“Vio,” jawab Putri, Putri melanjutkan, “Andra, makasih atas semua kenangan indah kita, tapi jika Vio adalah kebahagiaan untukmu, aku ikhlas. Semoga kalian bahagia” Kemudian Putri pergi meninggalkan mereka berdua.
Hening sejenak , kemudia Andra berkata, “Viona Lukitasari, maaf jika semua ini membuatmu frustasi, capek, dan serba salah. Tapi aku benar-benar menyayangimu dan merasa lebih tenang ketika bersamamu. Maukah kau menggantikan Putri untuk mewarnai hatiku?”
“Andra Satrio Saputra. Sebenarnya menurutku ini terlalu cepat, tapi ku rasa di tunda pun akhirnya akan sama saja. Ya, aku bersedia menggantikan putri di hatimu.” Jawab Vio.
Di sadari atau tidak, badai telah menanti di depan mereka. Semua keputusan pasti ada resikonya. Dan badai itu telah menanti untuk menghantam Vio.
***
Beberapa hari setelah kejadian, pulang sekolah di kantin. Vio merasa ada yang aneh dengan tatapan teman-temannya, baik yang di organisasi maupun tidak.
“Oh, jadi ini yang jadi selingkuhan Andra, yang udah merebut Andra dari Putri? Jahat banget sih!” kata teman sekolah Vio yang bahkanVio nggak kenal sama dia.
Vio pun berlalu dengan menahan gejolak di hatinya. Dia memaklumi karena mereka belum tahu cerita yang sebenarnya. Ia menuju kelas dan terisak di bangkunya. Iza menghampiri.
“Kenapa, Vio?” tanya Iza.
“Aku capek disalah-salahin, Za. Mereka pikir aku yang ngerebut Andra, padahal sekalipun aku nggak pernah ngerebut dia. Dia yang mau aku terus di sampingnya. Aku akui Za, aku salah nanggepin dia, tapi itu masalah hati Za. Kalaupun pada waktu itu aku bisa mundur, aku mundur Za.”
“Sudahlah Vio, Mereka seperti itu karena belum tahu cerita sebenarnya. Mereka hanya mendengar cerita dari satu sisi, yaitu sisinya Putri.” Kata Iza
“Maksud kamu?”
“Aku prnah denger, waktu itu Putri di tanya sama teman-temannya apa uda putus sama Andra, terus dia bilang udah, karena Andra selingkuh sama kamu. Mungkin karena nggak jelas Putri ceritanya, mereka pikir kamu yang ngerebut Andra. Maaf Vio, tapi aku juga pernah denger dia jelek-jelekin kamu.”
“Kok dia gitu sih Za? Dia bilang ikhlas, tapi kok kayak gitu? Kalo emang belum bisa nerima semua , oke fine, iya aku salah. Tapi nggak kayak gini juga caranya. Apa dia juga yang bilang ke teman-teman tentang semua ini?”
Iza hanya mengangguk.
“Ini semua harus di selesein.” Ujar vio
***
Keesokan harinya Vio menemui Putri tanpa sepengetahuan Andra.
“Maksud kamu apa Put? Nyebarin berita kayak gitu. Katanya aku yang ngerebut Andra lah, yang gatelin Andra –lah!” Kata Vio.
“Siapa yang nyeberin berita kayak gitu? Mereka kayak gitu kan karena ulah kamu juga. Jangan Cuma nyalahin aku donk!”
“Fine, kalo emang kamu nggak bisa ngelepasin Andra, bilang aja, nggak gitu caranya!”
“Iya, aku emang nggak bisa ngelepasin Andra gitu aja! Kamu tahu kan, aku sama Andra udah lama banget? Nggak mungkin gampang ngelepasinnya!”
“Kenapa nggak bilang dari dulu? Kamu tahu nggak gimana rasanya disalah-salahin? Sakit hati Put. Padahal dulu bukan aku yang ngerebut Andra. Dia yang deteng padaku. Aku juga nggak bisa nolak karena aku fikir dia menawarkan pertemanan, ternyata aku salah. Lebih dari pertemanan yang diinginkan. Aku sadar posisi Andra saat itu sedang sama kamu, aku coba mundur, tapi Andra nggak ngizinin. Dia lebih pilih mati dari pada aku pergi dari dia. Tahu nggak sih Put? Posisi ku saat itu serba salah.”
“Kamu bilang sakit hati? Aku lebih sakit hati Vio! Apa kamu belum puas udah dapet Andra? Masih nyalahin aku? Semua ini bukan Cuma salah aku Vio!”
“Oke, aku salah. Aku mint maaf. Mungkin memang saat itu aku cuma nggak ingin Andra kenapa-kenapa gara-gara aku, tapi perlahan rasa sayang itu mengalir, aku tulus sama dia.”
“Iya, aku juga minta maaf.”
“Dan satu lagi, Put. Kalo emang kamu masih belum bisa lepasin Andra, ambil hati dia buat kamu! Aku nggak tahan disalah-salahin. Asal dia bersama orang yang sayang dia, aku rela. Dan pastinya, aku nggak akan ganggu hubungan kalian!”
“Vio, cukup!” Kata Andra yang tiba-tiba sudah datang setelah di beri tahu Iza. Ia melanjutkan “ Ini bukan salah kalian, aku yang salah. Aku yang nggak bisa nentuin sikap dari awal. Maaf Put! Maaf udah khianatin kamu, kamu pantas mendapat yang lebih baik dari pada lelaki pendosa sepertiku. Dan Vio, maaf udah membuat posisi kamus erba salah. Hanya saja aku nggak bisa ngelepasin kamu. Keberadaanmu disampingku membuat tenang, dan segalanya jadi lebih indah. Putri maaf aku...”
“Nggak apa-apa Ndra. Setelah mendengar semua dari kamu, mungkin kamu akan lebih bahagia sama Vio. Aku akan coba belajar ikhlas dan lebih sabar lagi. Dan Vio tolong jaga Andra baik-baik.” Kata Putri.
Ketika putri meninggalkan Vio dan Andra, Vio masih terisak dalam tangisannya , ia berkata
“Kenapa aku Ndra? Toh putri juga sayang banget sama kamu?”
“Karena sebenarnya aku lebih sayang sama kamu, kamu udah merudah hidupku dan membuatku lebih semangat. Kamu selalu bisa tenangin aku, nasehatin aku kalo aku salah. Aku yakin Tuhan punya jalan yang inda buat Putri.”
“Sejak kapan kamu lebih sayang sama aku daripada Putri?”
“Sejak Tuhan menjawab doaku untuk memberikan seseorang seperti kamu ke kehidupanku dan mendekatka kita untuk bersama-sama bejalan dalam mahabah-Nya.”
Vio tersenyum setelah mendengar pengakuan Andra. Dan merak berdua sekarang dalam kondisi yang baik. Karena cinta memang masalah hati yang tidak dapat di selesaikan hanya dengan logika. Dan rasanya putri mulai memahami ungkapan itu.
Semenjak Dewata berbicara, membahasakan keindahan, melukiskan kebahagiaan, dan akhirnya menciptakan lingkar asmara dua manusia. Inilah rahasia-Nya, menyatukan manusia itu meski sudah mempunyai cinta sehingga menjadi cinta manusia antara kamu, kamu, dan dia. Dan pada akhirnya tak akan ada cinta antara tiga hati, hanya dua hati yang harus menang. Meski terasa menyakitkan, hidup adalah pilihan. Memilih dan dipilih. Dan bagi yang tak terpilih, memang sulit dan bahkan terasa sangat menyakitkan, namun cobalah menerima, karena yakinlah rencana Tuhan yang indah tertulis untukmu…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar